Ikrar Hari Santri: Sejarah, Makna, Dan Nilai Luhurnya

by HITNEWS 54 views
Iklan Headers

Sebagai umat Islam, khususnya di Indonesia, pastinya kita sering mendengar istilah "Hari Santri". Tapi, guys, pernahkah kalian benar-benar merenungkan apa sih makna di balik ikrar yang diucapkan setiap Hari Santri? Atau, bagaimana sejarahnya hingga hari santri ini diperingati? Yuk, kita bahas tuntas biar makin paham dan bangga menjadi bagian dari tradisi luhur ini!

Sejarah Singkat Hari Santri

Membahas Hari Santri, berarti kita menelusuri jejak sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya peran para santri dan ulama. Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Tanggal ini dipilih bukan tanpa alasan, lho. Tanggal 22 Oktober merujuk pada sebuah peristiwa penting di tahun 1945, yaitu seruan Resolusi Jihad yang dikumandangkan oleh Hadratussyekh KH. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Resolusi Jihad ini membakar semangat para santri dan masyarakat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman penjajah.

Resolusi Jihad ini sangat krusial karena dikeluarkan di tengah gentingnya situasi pasca-proklamasi. Tentara Sekutu, yang diboncengi oleh Belanda (NICA), datang kembali ke Indonesia dengan dalih mengamankan tawanan perang. Namun, niat sebenarnya adalah untuk kembali menjajah Indonesia. KH. Hasyim Asy'ari melihat ancaman ini sebagai sebuah kewajiban agama, yaitu jihad fi sabilillah, sehingga beliau menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk mengangkat senjata dan mempertahankan kemerdekaan.

Seruan ini disambut dengan antusias oleh para santri dan masyarakat. Mereka berbondong-bondong menuju Surabaya, yang menjadi pusat pertempuran melawan tentara Sekutu. Peristiwa heroik ini kemudian dikenal dengan Pertempuran 10 November di Surabaya, yang menjadi salah satu tonggak sejarah penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semangat jihad yang dikobarkan oleh para santri dan ulama menjadi inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dan berjuang.

Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional baru dilakukan pada tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo. Penetapan ini merupakan bentuk pengakuan negara atas jasa dan peran besar para santri dan ulama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Hari Santri juga menjadi momentum untuk mengenang, meneladani, dan melanjutkan nilai-nilai perjuangan para santri dan ulama dalam membangun bangsa.

Makna Mendalam Ikrar Santri

Setiap Hari Santri, para santri di seluruh Indonesia mengikrarkan janji setia kepada agama, bangsa, dan negara. Ikrar ini bukan sekadar rangkaian kata-kata, guys. Lebih dari itu, ikrar ini adalah sebuah komitmen moral dan spiritual yang harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa poin penting dalam ikrar santri yang perlu kita pahami:

  1. Bertakwa kepada Allah SWT: Ini adalah fondasi utama dalam kehidupan seorang santri. Ketakwaan menjadi landasan dalam setiap tindakan dan keputusan. Seorang santri harus selalu berusaha menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ketakwaan juga berarti memiliki kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan, sehingga mendorong untuk selalu berbuat baik dan menghindari perbuatan dosa. Dalam konteks kekinian, ketakwaan juga berarti memiliki integritas dan kejujuran dalam segala hal.

  2. Setia kepada Pancasila dan NKRI: Santri adalah bagian integral dari bangsa Indonesia. Kesetiaan kepada Pancasila dan NKRI adalah wujud cinta tanah air dan komitmen untuk menjaga keutuhan bangsa. Pancasila sebagai ideologi negara menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. NKRI adalah harga mati yang harus dipertahankan dari segala bentuk ancaman dan gangguan. Kesetiaan ini diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti menghormati perbedaan, menjunjung tinggi persatuan, dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

  3. Menjunjung tinggi nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama'ah: Islam Ahlussunnah wal Jama'ah adalah manhaj (metode) beragama yang moderat, toleran, dan inklusif. Santri harus memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang benar, yang tidak ekstrem dan tidak menyimpang. Menjunjung tinggi nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama'ah berarti mengedepankan dialog, musyawarah, dan toleransi dalam menyelesaikan masalah. Santri juga harus menjadi garda terdepan dalam melawan paham-paham radikal dan ekstrem yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

  4. Siap sedia membela agama, bangsa, dan negara: Ini adalah wujud komitmen santri untuk berkontribusi dalam menjaga keamanan dan keutuhan bangsa. Membela agama, bangsa, dan negara tidak selalu berarti mengangkat senjata. Dalam konteks kekinian, membela agama, bangsa, dan negara bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti menjaga kerukunan antar umat beragama, melawan berita hoax dan ujaran kebencian, serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan.

  5. Berperan aktif dalam pembangunan masyarakat: Santri tidak hanya fokus pada urusan ibadah, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti aktif dalam kegiatan sosial, menjadi relawan, atau mengembangkan potensi diri untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Santri harus menjadi agen perubahan positif di masyarakat, yang mampu memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi.

Nilai-Nilai Luhur yang Terkandung dalam Ikrar Santri

Selain makna yang mendalam, ikrar santri juga mengandung nilai-nilai luhur yang sangat penting untuk kita teladani. Nilai-nilai ini menjadi pedoman bagi santri dalam menjalani kehidupan sebagai individu, anggota masyarakat, dan warga negara. Berikut beberapa nilai luhur yang terkandung dalam ikrar santri:

  1. Cinta Tanah Air (Hubbul Wathan): Ini adalah nilai fundamental yang mendasari seluruh tindakan dan perilaku santri. Cinta tanah air bukan sekadar perasaan, tetapi juga tindakan nyata untuk menjaga keutuhan dan kemajuan bangsa. Santri harus bangga menjadi bagian dari Indonesia dan berkontribusi dalam pembangunan. Cinta tanah air juga berarti menghormati simbol-simbol negara, seperti bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia.

  2. Nasionalisme: Semangat nasionalisme mendorong santri untuk mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Nasionalisme yang sejati adalah nasionalisme yang inklusif, yang menghargai perbedaan dan keberagaman. Santri harus menjadi perekat persatuan bangsa, bukan pemecah belah. Nasionalisme juga berarti memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

  3. Religiusitas: Nilai religiusitas mewarnai seluruh aspek kehidupan santri. Santri adalah sosok yang taat beragama, tetapi juga toleran terhadap perbedaan keyakinan. Religiusitas yang sejati adalah religiusitas yang membawa kedamaian dan kebaikan bagi sesama. Santri harus menjadi contoh dalam menjalankan ajaran agama dengan benar dan tidak ekstrem.

  4. Integritas: Integritas adalah kualitas moral yang sangat penting bagi seorang santri. Integritas berarti jujur, amanah, dan bertanggung jawab. Santri harus menjadi sosok yang dapat dipercaya dan diandalkan. Integritas juga berarti konsisten antara perkataan dan perbuatan.

  5. Kepedulian Sosial: Santri memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Santri tidak hanya peduli pada diri sendiri, tetapi juga peduli pada orang lain. Kepedulian sosial mendorong santri untuk aktif dalam kegiatan sosial dan membantu mereka yang membutuhkan. Santri harus menjadi agen perubahan positif di masyarakat.

Mengamalkan Ikrar Santri dalam Kehidupan Sehari-hari

Ikrar santri bukan hanya diucapkan setiap Hari Santri, tetapi juga harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana caranya? Berikut beberapa contoh konkret:

  • Dalam Lingkungan Keluarga: Menghormati orang tua, menyayangi saudara, dan menjaga kerukunan keluarga. Santri harus menjadi contoh yang baik bagi anggota keluarga lainnya.
  • Dalam Lingkungan Sekolah/Kampus: Belajar dengan tekun, menjunjung tinggi kejujuran, dan menghormati guru/dosen. Santri harus menjadi pelajar/mahasiswa yang berprestasi dan berakhlak mulia.
  • Dalam Lingkungan Masyarakat: Aktif dalam kegiatan sosial, menjaga kerukunan antar umat beragama, dan menjadi contoh dalam berperilaku. Santri harus menjadi warga negara yang baik dan berkontribusi dalam pembangunan.
  • Dalam Dunia Maya: Menggunakan media sosial dengan bijak, menyebarkan informasi yang benar, dan melawan berita hoax dan ujaran kebencian. Santri harus menjadi agen perdamaian di dunia maya.

Kesimpulan

Ikrar Hari Santri adalah sebuah komitmen moral dan spiritual yang sangat penting bagi para santri. Ikrar ini mengandung makna dan nilai-nilai luhur yang harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengamalkan ikrar santri, kita dapat menjadi individu yang bertakwa, cinta tanah air, menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa. So, guys, mari kita jadikan Hari Santri sebagai momentum untuk merefleksikan diri dan meningkatkan kualitas diri sebagai santri yang sejati. Selamat Hari Santri!